Rabu, 24 September 2014

PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS DALAM BIDANG RECIVING CARGO

PEMBAHASAN

1. MENGENAL TERMINAL PETI KEMAS
Pengertian Terminal Peti kemas
Berikut ini beberapa Pengertian peti kemas menurut beberapa sumber :

Tempat penimbunan sementara petikemas ekspor dan impor, dilengkapi dengan peralatan handling peti kemas sesuai sandar pelayanan internasional, tersedia lapangan penumpukan yang memadai dan didukung sumber daya manusia yang handal serta dilengkapi dengan teknologi informasi dalam pengelolaan pelayanan peti kemas.
Terminal peti kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas (Unit Terminal Container disingkat secara umum "UTC") yang lebih besar lagi.
Lay-out Terminal Pelabuhan Peti Kemas

Unsur- unsur Sebuah Terminal Peti kemas 
           Dapat kita lihat dari layout diatas yang merupakan sebuah terminal peti kemas pelabuhan dimana container-container yang ditumbuk yang nantinya akan di muat atau bongkar dalam kapal, berikut ini adalah unsur-unsur untuk adanya sebuah terminal peti kemas.
Dermaga
              Yaitu adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal.
Lapangan penumpukan  
         Yaitu sebuah lahan yang luas dimana lapangan ini berguna untuk menempatkan container-container yang disusun secara berencana baik untuk barang yang akan dimuat setelah dibongkar dan sebagainya dari dan ke kapal. Dan untuk jenis lapangan itu sendiri dapat dibeda bedakan sendiri , misal lapangan penumpukan internasional, lapangan penumpukan domestik, lapangan CFS , lapangan area behandel ( pemeriksaan Bea cukai) dan penumpukan peti kemas reffer atau dengan kebutuhan khusus.
Alat bongkar muat
             Seperti terlihat pada gambar ilustrasi terminal diatas, banyak sekali peralatan yang digunakan untuk setiap bagian dan semuanya saling berinteraksi. Pada umumnya, pada terminal petikemas modern peralatan yang dipergunakan meliputi keran darat (quay crane/gantry crane) – warna biru , RTG (Rubber tired gantry/) - warna merah, atau sering saya sebut T/C (Transfer Crane) , dan trailer truck -chassis atau biasa saya sebut hanya chassis. Masing-masing saring berinteraksi dan oleh karenanya membentuk suatu sistem bongkar muat dan penumpukan petikemas, lebih jelasnya, cekidot ilustrasi dibawah.
     
      Seperti halnya sebuah gudang, areal penumpukan petikemas berfungsi menyimpan petikemas yang akan dimuat ke kapal dan petikemas bongkaran dari kapal dan sifat penyimpanannya hanya sementara. Semakin lama sebuah petikemas disimpan, biaya penyimpanan/storage akan membengkak. Tentu saja yang dirugikan adalah penerima barang/ consignee atau pengirim barang/shipper. Berpikir secara sederhana, maka bisa dianggap keuntunguna akan diperoleh pihak terminal. Tapi jangan salah, kapasitas areal penyimpanan itu terbatas dan bukan hanya muatan/bongkaran milik satu kapal saja yang berada disana.
            Manajemen penyimpanan yang kurang baik justru akan menimbulkan biaya tinggi bagi pihak terminal. Seperti halnya dijelaskan dalam teori logistik, untuk meminimalkan biaya, maka sebisa mungkin penyimpanan/storage harus diminimalkan. Barang harus terus bergerak dan jangan sampai “ngendon” lama di suatu tempat. Maka menarik untuk ditinjau kegiatan apa saja yang terjadi di area penumpukan petikemas (CY) ini dan kompleksitas apa yang ada didalamnya.
Terminal operasional system
            Yaitu sebuah sistem dimana sistem tersebut berfungsi untuk  menjadi pedoman dalam melakukan aktifitasnya untuk mengatur segala kegitan yang di jalankan dalam area terminal pelabuhan itu sendiri sebagai contoh dari sistem tersebut yaitu :
       Sistem TOPS telah beroperasi sejak tahun 1999, dipasok oleh Realtimes Business Solutionsdari Sydney, Australia. Perangkat lunak terpadu ini digunakan untuk melayani kegiatan operasional dan Nota Rampung. TOPS terdiri dari TOP-X (for X Windows) dan TOP-O (for Oracle), oleh karena itu, pergerakan petikemas dapat dipantau dengan kondisi real time; baik oleh Petugas TPS atau Pemilik Barang. TOPS menyediakan kondisi aktual dari sistem perencanaan dan pengontrolan sistem petikemas, serta menyediakan Pertukaran Data Elektronik secara modern.

2. PROSEDUR PELAYANAN RECIVING / PENERIMAAN CARGO
Pengertian Reciving cargo
Menurut km no 14 tahun 2000 tentang penyelenggaraan dan pengadaan bongkar muat barang ke dan dari kapal memutuskan : reciving yaitu adalah kegiatan memindahkan barang dari timbunan /  tempat penumpukan di gudang / lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun diatas kendaraan di pintu gudang / lapangan penumpukan atau sebaliknya.
Reciving merupakan kegiatan awal memasukan barang atau muatan ke gudang expor yang ditunjuk sebelum barang tersebut dimuat di kapal. “dalam kamus bisnis dan perkapalan disebutkan recive adalah menerima” Subandi (1998:143).
“Reciving adalah kegiatan menerima barang atau muatan dari wilayah pelabuhan“. Suyono (2003 : 143 ).
“Reciving adalah kegiatan penerimaan barang ke dalam gudang atau lapangan penumpukan”. Arwinas (1999 : 23).
             Dari beberapa pengertian tentang reciving cargo maka sebagai kesimpulan reciving yaitu merupakan kegiatan penerimaan barang atau muatan untuk disimpan sementara di dalam gudang sebelum atau sesudah di muat atau bongkar dari dan ke kapal. Reviving sangat penting karena akan mendukung kegiatan yang lainnya di dalam gudang atau terminal . gegiatan reciving ini membutuhkan ketelitian, karena jika tidak akan menyebabkan beberapa masalah. Misalnya kekurangan-kekurangan baik dokumen atau barang yang akan menghambat kegiatan baik stufing maupun striping dan akhirnya menghambat kegiatan pengapalan.
Prosedur pelayanan reciving / penerimaan cargo

Langkah pertama

Langkah kedua

Langkah ketiga

Langkah Keempat

Penjelasan
Perencanaan pelanggan harus melengkapi dokumen:
Surat Permohonan Penerimaan Petikemas
Penyediaan Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar) untuk diserahkan kepada Export Service Staff (Petugas Layanan Ekspor), dalam waktu 96 sampai dengan 24 jam sebelum kedatangan kapal.
Petugas Layanan Ekspor mencetak Job Order/CEIR (Container Equipment Interchange Receipt = Tanda Terima Pergerakan Peralatan Petikemas) yang telah disetujui olehExport Superintendent (Superintenden Ekspor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkannya kepada pengemudi Head Truck.
Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk), bersama muatan petikemasnya dan menyerahkan Job Order/CEIR serta salinan CTPS (Catatan Tanda Pengenal Surveyor)/PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada Petugas Gate.
Petugas Gate memeriksa keadaan fisik petikemas dan mencetak In-Gate Terminal Job Slip (Lembar Kerja Terminal Gerbang Masuk), berdasarkan Job Order/CEIR, dan mengembalikan lembar ke 3 dan 4 kepada pengemudi Head Truck.
Pengemudi Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job dan Job Order/CEIR kepada Petugas Tally Lapangan.
Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari chassis Head Truck ke Lapangan Penumpukan Petikemas di lokasi seperti yang tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip. Petugas Tally Lapangan mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
Pengemudi Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job Slip dari Petugas Tally Lapangan, bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Out-Gate Staff (Petugas Gerbang Keluar).
Catatan : 
Pelanggan menyerahkan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada TPS setelah petikemas ditumpuk di Lapangan Penumpukan Petikemas.

KESIMPULAN
         Dari data- data diatas maka dapat kami simpulkan bahwa Terminal perti kemas merupakan area penumpukan peti kemas dimana peti kemas itu diatur dan di kelola dengan menjadi beberapa bagaian terminal, misal terminal penumpukan barang impor, penumpukan barang expor, terminal penumpukan cfs, terminal penumpukan dan terminal penumpukan behendle . dalam kegiatannya diperlukan pengurusan dokumen-dokumen untuk bisa masuk dalam area terminal. 
              Reciving cargo merupakan kegiatan dimana memasukan barang dari luar area terminal ke dalam terminal pelabuhan. Dan dalam kegiatan tersebut dibutuhkan prosedur atau cara untuk memasukan / mengurus barang tersebut untuk masuk ke area terminal, seperti yang sudah dijelaskan.

            Demikian tugas makalah dari kami , semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang prosedur pelayanan baik untuk reciving cargo maupun prosedur pelayanan behandle cargo.


DAFTAR PUSTAKA
Menurut km no 14 tahun 2000 tentang penyelenggaraan dan pengadaan bongkar muat barang ke dan dari kapal
Subandi (1998:143).
Suyono (2003 : 143 ).
Arwinas (1999 : 23).
http://www.grahasegara.co.id/large_images/prosedur.jpg
http://www.tps.co.id/Default.aspx?bahasa=INA